Warna Kulit India

Golongan II untuk Kulit Warna Putih

Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang.

Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya.

Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit.

Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju Hitam

Golongan warna kulit terakhir yang disebutkan oleh Fitzpatrick dalam teori skala warna kulitnya adalah very dark brown. Ya, Anda benar Grameds. Golongan warna kulit very dark brown ini memiliki jumlah melanin yang sangat banyak dan mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat mendekati hitam.

Rata-rata orangnya memiliki mata berwarna cokelat kehitaman dan berambut hitam. Orang-orang yang memiliki kulit berwarna cokelat sangat tua ini banyak yang mendiami Benua Afrika dan suku Aborigin (penduduk asli Benua Australia).

Kulit yang berada tipe ini merupakan kulit yang paling aman dari resiko kanker kulit. Meskipun terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi yang paling baik dibandingkan kulit jenis lainnya. Jika terkena paparan sinar UV matahari, kulit berwarna very dark brown tidak muncul bintik-bintik, tidak pernah terbakar, namun selalu berubah menjadi gelap.

Bagi Anda yang masih penasaran bagaimana merawat kulit berdasarkan golongan kulit, Anda bisa membaca buku-buku pilihan kami.

Karena setiap tipe warna kulit memiliki jumlah pigmen melanin, kemampuan beradaptasi di bawah paparan sinar UV matahari, dan karakter yang berbeda, maka  masing-masing tipe warna kulit memilikicara perawatan yang berbeda. Untuk kulit tipe I sampai III, Anda memiliki kulit yang mempunyai resiko tinggi akan terbakar, melanoma, kanker kulit, dan penuaan akibat paparan sinar UV matahari.

Oleh karena itu, para dermatolog atau dokter kulit menyarankan Anda agar melakukan beberapa tips di bawah ini:

Sementara itu, bagi Anda yang memiliki warna kulit tipe IV sampai VI, tips yang diberikan pada dasarnya hampir sama dengan yang diberikan untuk warna kulit tipe I sampai III. Hanya saja, pakaian pelindung yang digunakan tidak diharuskan memiliki UPF sebesar 30. Dan Anda cukup menggunakan sunscreen yang memiliki SPF minimal 15 jika keluar di bawah paparan sinar matahari.

Masih penasaran cara merawat kulit lainnya? Tenang, kami masih ada stok buku-buku terbaik.

Grameds, ulasan kita mengenai macam warna kulit manusia telah sampai pada ujungnya. Kami yakin masih ada banyak bahasan mengenai warna kulit dan perawatan kulit. Oleh karena itu, Gramedia menjadi #Sahabattanpabatas Anda untuk menggali ilmu dan pengetahuan lebih dalam lagi dengan buku-buku pilihan kami.

Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan

PhD researcher: Sarita Bhagat

Humans and the more-than/non-human entities like the river, materials, and multi-variant species constantly interact creating and maintaining multiple realities. Framing rivers within the relational dynamics construct new meanings, values, norms, and knowledges in the physical, social, institutional, cultural, and political spaces which define ‘hydrosocial territories’. Powerful and dominant actors, often transcending national jurisdictions, create social norms and local rules, which to a varying degree lead to marginalization and loss of voice of other groups of actors, with less power, including the non-human entity. In this process of epistemic violence and silencing, important knowledges, meanings and information can be lost which are important to manage and govern rivers. This research will unravel these emergent relational dynamics in the context of the Warna watershed in India, to make space for other epistemologies animated by social justice, dynamics around social movements and river imaginaries to create and co-govern the Warna river commons, safeguarding rights of nature that go beyond the current legal frameworks in India. The overall research focuses on concepts emerging from political ecology, mainly focusing on notions of power relations and governmentality and actor-network theory. A qualitative research approach will be applied, with empirical and experiential field evidence to support my research, which includes creative and transformative learning methods to collect data.

aktivis Yayasan Patimadora Banda Aceh, melaporkan dari New Delhi

INDIA sering diagungkan dan dikenang sebagai negara penuh warna. Sebagai pendatang, saya sering takjub memperhatikan berbagai warna yang dengan mudah kita jumpai di jalanan, bangunan, pertokoan, aksesori, bahkan di berbagai halaman buku cerita rakyat kuno.

Aneka warna yang mencolok juga dengan mudah kita jumpai di tempat-tempat umum, tempat bertemunya pria dan perempuan cantik yang berpakaian khas India dalam berbagai warna. Ini pemandangan tak umum, pakaian tradisional dikenakan sebagai pakai sehari-hari. Lengkap dengan aksesori yang warna-warni. Bahkan warna-warna tertentu mendominasi upacara-upacara tradisi, antara lain, merah dan oranye yang membara merupakan warna yang sering ditampilkan dalam perlengkapan baju pengantin.

Saya sempat tanpa sengaja menyaksikan upacara tradisional ‘ijab’ pengantin di sebuah pagoda. Saya bertanya kepada seorang antropolog tentang makna dari warna merah yang dominan dalam acara tersebut. Menurutnya, “Merah itu simbol dari kedinamisan dan bahkan dapat secara konstan menghipnotis orang yang hadir dalam acara tersebut, sehingga acara berkesan sakral.”

Ada filosofis di balik warna itu, seperti disampaikan tokoh adat yang sempat menemani saya dalam suatu kenduri pengantin ala India. Katanya, warna merah juga berarti kesucian. Ini seperti simbol “kesatuan” antara dua orang seperti yang terlihat dari pernikahan, di mana pengantin wanita yang dihiasi warna cemerlang merah berupa tikka merah (titik di dahi) setelah pernikahan itu sebagai tanda komitmennya. “It is perhaps easy to see why red also symbolizes fertility and prosperity,” jawab tokoh adat itu lagi.

Atas jawabannya itu saya berkomentar nakal, “Oh apakah itu sebab jumlah penduduk India membengkak hingga miliaran?” Tokoh adat itu tertawa terbahak.

Sementara Warna hitam punya konotasi yang berkaitan degan kehidupan sebagai kurangnya keinginan, jahat, negatif, dan inersia. Warna hitam juga sering digunakan oleh orang tua India pada zaman baheula untuk menangkal setan yang mengganggu bayi dengan cara menempelkan ‘pini’ warna hitam di daku atau sekitar telinga.

Ketika saya tanyakan kepada seorang fasilitatornya (mereka menyebutnya sebagai ‘Om Shanti’) tentang kenapa warna kostum putih, ternyata warna putih itu sebagai simbol kebersamaan, pluralisme, kesucian, dan perdamaian. Namun demikian, warna putih juga biasanya juga bisa dikonotasikan sebagai kemuraman. Maka orang India akan mengenakan baju atau kain warna putih untuk upacara-upacara tradisi pemakaman (funerals) atau upacara kematian.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: [email protected]

Macam-Macam Warna Kulit – Berbicara mengenai warna kulit manusia, tentu teringat tentang ras. Masalah yang masih sering terjadi di dunia ini adalah tindakan rasisme yang dapat mengganggu kebebasan hidup seseorang atau suatu kelompok. Hal ini tentu memunculkan rasa penasaran kita sebenarnya ada berapa sih jumlah ras di dunia ini? Dan ada berapa jenis warna kulit manusia di dunia? Grameds, dalam kesempatan kali ini kita akan mengulas macam-macam warna kulit manusia. Yuk langsung aja kita simak ulasan berikut ini.

Apa yang Anda pikirkan pertama kali ketika mendengar kata “ras”? Kata ras berasal dari budaya Barat, tepatnya Bahasa Perancis-Italia razza yang artinya adanya perbedaan macam-macam penduduk berdasarkan tampilan fisik. Yang menjadi indikator dalam pembagian ras meliputi warna kulit, warna mata, bentuk dan warna rambut, bentuk tubuh, dan bentuk mata.

Pengertian ras yang lain mengacu pada perangai atau perawakan yang terlihat secara fisik atau sikap sebuah kelompok, yang seringkali menggambarkan penduduk dari suatu geografi tertentu. Tidak hanya itu, ras juga sering dihubungkan dengan klan, keluarga, dan garis keturunan dalam sebuah kelompok. Pengertian ras manusia yang paling mendekati kebenaran adalah pengklasifikasian manusia berdasarkan ciri-ciri biologis, bukan sosiokultural.

Berdasarkan warna kulit Alfred Louis Kroeber, seorang antropogi asal Amerika Serikat, manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar ras dan beberapa ras khusus. Di bawah ini akan kita ulas secara garis besar macam-macam ras menurut klasifikasi yang dilakukan oleh Kroeber.

Ras manusia jenis ini pada umumnya memiliki ciri-ciri fisik kulit berwarna kuning. Meski anggapan warna kulit kuning tidak benar, namun mayoritas. Misalkan saja orang Asia Tenggara cenderung berkulit cokelat muda dan cokelat gelap. Ras Mongoloid sebagian besar tersebar di daerah Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian EEropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, India Timur Laut, dan Oseania.

Ras Mongoloid dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok ras. Pertama, Asiatic Mongoloid yang meliputi Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Utara). Kedua, Malayan Mongoloid, meliputi Indonesia, penduduk asli Taiwan, dan Asia Tenggara. Ketiga, American Mongoloid yang merupakan penduduk asli benua Amerika.

Ras Negroid merupakan ras manusia yang ciri-ciri umumnya adalah kulit mereka yang berwarna hitam dan berambut keriting. Ras Negroid banyak tersebar di seluruh dunia, namun utamanya mereka mendiami benua Afrika yang berada di sebelah selatan gurun sahara. Mereka memiliki banyak keturunan yang tersebar di Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Eropa.

Ras Negroid terbagi menjadi tiga kelompok lagi. Pertama, African Negroid yang merupakan penduduk asli Afrika. Kedua, Negrito yang tersebar di Semenanjung Malaya yang biasa juga dikenal orang Semang di Filiphina.

Ketiga, Melanesian. Istilah Melanesia dalam bahasa Yunani  berarti pulau hitam. Penamaan ini karena mayoritas penghuni pulau-pulau ini merupakan orang-orang yang memiliki kulit berwarna hitam. Melanesia merupakan wilayah-wilayah yang berada di Nusa Tenggara Timur, Irian yang tinggal di area Irian Jaya atau Papua, Timor Leste, Vanuatu, French Polynesia, Fiji, dan Solomon.

Ciri utama dari ras Kaukosid adalah mereka pada umumnya memiliki kulit berwarna putih. Sebagian besar ras ini menetap di Afrika Utara, India Utara, Pakistan, Timur Tengah, dan Eropa. Mereka memiliki banyak keturunan dan tersebar di Amerika Utara dan Australia. Tidak hanya itu,mereka juga tersebar di sebagian wilayah Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Selandia Baru.

Meskipun mayoritas ras ini memiliki kulit berwarna putih, tidak semua orang ras Kaukosid memiliki kulit berwarna putih. Orang Somalia dan Ethiopia bisa menjadi contoh dalam hal ini. Meskipun mereka ciri-ciri fisik mereka seperti orang Negroid, yakni berambut keriting dan berkulit hitam, tengkorak mereka lebih mirip dengan ras Kaukosid sehingga dimasukka ke dalam golongan ras kaukosid.

Ras Kaukosid terbagi menjadi empat kelompok lagi. Pertama, Nordic yang berada di Eropa Utara untuk daerah sekitar Laut Baltik. Kedua, Alpine untuk Eropa Tengah dan Eropa Timur. Ketiga, Mediteranian yang meliputi Afrika Utara, Laut Tengah, Arab, Armenia, dan Iran. Dan yang keempat, Indic yang meliputi India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh.

Warna kulit tidak jarang menjadi sumber munculnya kasus diskriminasi dalam kehidupan sosial maupun politik. Hal ini dapat Anda pelajari dalam pengaruh politik akibat warna kulit perempuan. Anda tidak perlu khawatir karena kami merekomendasikan buku-buku terbaik untuk Anda.

Selain ketiga ras besar di atas, di dunia masih ada beberapa ras yang khusus yang tidak terlalu besar namun tidak bisa diamasukkan ke dalam tiga ras lainnya. Hal ini tentu menjadi sumber keunikan ras-ras khusu ini. Tercatat ada empat ras khusus lainnya yang perlu kita kenali.

Pertama, ras Bushman yang merupakan penduduk di area Gurun Kalahari di wilayah Afrika Selatan. Kedua, ras Veddoid yang mendiami pedalaman di Sri Lanka. Ketiga, ras Polynesian yang mendiami Kepulauan Mikronesia dan Polynesia. Keempat, ras Ainu yang berada di wilayah Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang.

Mengapa Warna Kulit Manusia Berbeda?

Setelah mengenal berbagai macam ras di dunia yang memiliki warna kulit berbeda, sekarang kita masuk dalam pembahasan mengapa warna kulit manusia. Kira-kira kenapa ya, Grameds? Ada yang tahu?

Benar. Ada berbagai faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda. Pertama, karena perbedaan jumlah melanin yang dihasilkan. Orang yang memiliki melanin yang sedikit cenderung memiliki warna kulit putih, sementara orang dengan jumlah melanin yang banyak cenderung memiliki warna kulit hitam.

Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan yang sedikit terkena paparan sinar cenderung memiliki kulit yang berwarna terang. Ketiga, faktor genetik. Untuk faktor ketiga ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh besar bahkan mempengaruhi factor pertama, yaitu jumlah produksi melanin. Peran faktor ras juga ikut terlibat dalam faktor genetik.

Mengapa Warna Kulit Manusia Berbeda?

Setelah mengenal berbagai macam ras di dunia yang memiliki warna kulit berbeda, sekarang kita masuk dalam pembahasan mengapa warna kulit manusia. Kira-kira kenapa ya, Grameds? Ada yang tahu?

Benar. Ada berbagai faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda. Pertama, karena perbedaan jumlah melanin yang dihasilkan. Orang yang memiliki melanin yang sedikit cenderung memiliki warna kulit putih, sementara orang dengan jumlah melanin yang banyak cenderung memiliki warna kulit hitam.

Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan yang sedikit terkena paparan sinar cenderung memiliki kulit yang berwarna terang. Ketiga, faktor genetik. Untuk faktor ketiga ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh besar bahkan mempengaruhi factor pertama, yaitu jumlah produksi melanin. Peran faktor ras juga ikut terlibat dalam faktor genetik.

Macam-macam Warna Kulit Manusia

Meskipun warna kulit berdasarkan ras terbagi menjadi tiga kelompok besar dan ditambah beberapa kelompok kecil, namun warna kulit manusia lebih banyak dari itu. Misalkan saja, untuk warna kulit putih saja ada yang warna kulit putih pucat dan ada juga yang putih kemerahan. Tentu dua jenis warna kulit tersebut memiliki skin tone yang berbeda.

Sekitar empat puluh tahun yang lalu, seorang dermatologist atau dokter kulit di Amerika Serikat yang bernama Thomas Bernard Fitzpatrick melakukan penelitian dan berhasil membuat skala warna kulit manusia. Skala warna kulit tersebut dikenal dengan Skala Fitzpatrick.

Karena hasil penelitian tersebut, Fitzpatrick dijuluki sebagai bapak dermotologi modern. Ia menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan mendasar pada setiap kulit manusia akibat terbakar. Kemudian, penelitian yang dilakukannya berkembang dan gagasan tersebut banyak digunakan oleh ilmuwan sebagai standar umum maupun penelitian lanjutan.

Secara garis besar, skin tone manusia terbagi menjadi enam macam. Kira-kira Grameds tahu nggak jenis kulit Anda apa? Kalau belum tahu, yuk kita ulas bersama macam-macam warna kulit manusia di bawah ini.

Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat

Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran (Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta), Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara.

Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik  dan terbakar tidak terjadi.

Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat

Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran (Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta), Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara.

Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik  dan terbakar tidak terjadi.

Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua

Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown.

Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat.

Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik.

Golongan I untuk Warna Kulit Putih Pucat

Golongan warna kulit putih pucat atau warna kulit ivory ini seringkali diklasifikasikan untuk warna kulit orang-orang ras Kaukosid. Orang-orang Kaukasian rata-rata memiliki warna kulit putih yang pucat.

Ciri-ciri fisik penyerta lainnya adalah pada umumnya, mereka memiliki rambut berwarna merah atau pirang muda. Warna mata mereka bisa beragam antara biru muda, hijau muda, dan abu-abu muda. Warna kulit putih pucat pada umumnya dimiliki oleh penduduk asli benua Eropa dan Asia Timur Laut.

Pada wajah mereka rata-rata dapat ditemukan freckles atau bintik-bintik. Fitzpatrick mengungkapkan bahwa bintik-bintik tersebut terbentuk akibat paparan sinar matahari yang menyengat kulit. Mereka, orang-orang berkulit putih pucat, memiliki pigmen kulit melanin jenis pheomelanin.

Sayangnya pigmen jenis ini tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV). Kondisi tersebut menstimulasi tubuh mereka untuk melakukan produksi melanin lebih banyak dari biasanya sehingga bintik-bintik tersebut muncul.

Orang-orang yang disertai warna kulit putih pucat memiliki kondisi kulit yang super sensitif terhadap sinar matahari. Kulit mereka akan selalu tampak terbakar jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit mereka tidak akan berubah warna menjadi cokelat meskipun sengatan matahari mengenai kulit mereka.

Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua

Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown.

Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat.

Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik.